Komisi VI Imbau Pemerintah Rancang ‘Grand Design’ Ekspor-Impor

20-02-2020 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Khilmi . Foto: Geraldi/Od

 

Anggota Komisi VI DPR RI Khilmi menyayangkan masih banyaknya industri dalam negeri yang mengandalkan barang-barang impor. Padahal, menurut Khilmi, secara kemampuan industri nasional memiliki competitiveness atau kemampuan daya saing yang terbilang tinggi. Untuk itu, Khilmi mengimbau Pemerintah untuk segera merancang grand design strategi besar dalam penanganan ekspor impor dari hulu ke hilir.

 

Sehingga, dengan demikian dapat tercipta integrasi yang terpadu serta sinergitas yang mumpuni lintas sektor untuk membawa kejayaan industri Indonesia di ranah pentas global. Demikian mencuat saat Khilmi mengikuti RDPU Panitia Kerja (Panja) Perdagangan Komoditas Ekspor dengan menghadirkan Dr. Fithra Faisal Hastiadi dari Universitas Indonesia untuk memberikan masukan terkait peningkatan ekspor komoditas unggulan nasional, di Ruang Rapat Komisi VI DPR RI, Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2020).

 

“Kalau kita bicara ekspor-impor, maka pertama kali kita harus bicara produktivitas dan competitiveness daya saing kita seperti apa. Sebenarnya. soal kemampuan kita ada. Tapi, kenapa volume perdagangan kita masih dibawah 7 persen. dengan potensi kita yang begitu besar. Maka, yang harus kita lakukan jika bangsa kita ini kedepan ingin menjadi bangsa yang produktif harus kita adalah harus ada terciptanya grand design atau strategi besar Pemerintah dalam ekspor impor dari hulu ke hilir,” ujar Khilmi.

 

Selain itu, Politisi Fraksi Partai Gerindra tersebut menyoroti protect dari Pemerintah Indonesia kepada industri makanan ternak dan industri perikanan yang dinilainya masih kurang. Masih lemahnya protect Pemerintah tersebut, sambung Khilmi, menyebabkan perdagangan dalam negeri khususnya industri nasional banyak mengandalkan barang-barang impor.

 

“Di negara-negara lain, untuk makanan ternak dan industri perikanan harganya sangat rendah. Sedangkan, disini kan harga makanan ternak ini kan sangat tinggi. Makanya, ayam Brazil, Pakistan, India bisa ke Indonesia. Ini saya minta Pemerintah segera memberikan solusi untuk memecahkan akar masalah ini,” tandas legislator daerah pemilihan Jawa Timur X tersebut. (pun,can/sf)

BERITA TERKAIT
KAI Harus Hentikan Praktik Outsourcing dan Benahi Sistem Digitalisasi Tiket yang Rentan Disalahgunakan
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam mendorong PT Kereta Api Indonesia (Persero) membenahi secara serius manajemen...
Komposisi Direksi Baru KAI Bukan Seremonial, Harus Percepat Adaptasi dan Kebijakan Strategis
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Adisatrya Suryo Sulisto, mengingatkan jajaran direksi baru PT Kereta Api Indonesia...
Legislator Dukung Wacana Penghapusan Tantiem dan Perampingan Komisaris BUMN
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Pidato Presiden Prabowo Subianto yang menyoroti pembenahan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendapat perhatian serius dari berbagai...
Jangan Kejar Profit Saja, KAI Harus Jadikan Tanggung Jawab Publik Sebagai Prioritas
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Adisatrya Suryo Sulisto menegaskan bahwa PT Kereta Api Indonesia (Persero) tidak...